Rabu, 25 Januari 2012

Chip Online Indonesia

Chip Online Indonesia


Profil: Rikky Lin, Foto Makanan yang Menjanjikan

Posted:


Hasil Foto Kreasi Rikky Lin

CHIP.co.id - Saat kita berada di sebuah restoran, kafe, atau tempat-tempat makan. Tak jarang kita disodorkan sebuah menu makanan atau minuman yang menyertakan nama dan foto makanan dan minuman yang dimaksud.

Biasanya, tanpa kita sadari terjadilah sebuah komunikasi antara kita dengan pela­yan saat kita menemukan foto makanan yang menggugah selera,  apalagi makanan yang belum pernah kita coba. Mulai dari bertanya masalah rasa, isi, bahan baku, bahkan pertanyaan umum, enak gak? Itu bisa dikatakan bahwa foto yang disodorkan ternyata membangkitkan selera makan kita.

Menggugah selera, bahkan dapat membuat kita menelan ludah untuk segera makan makanan tersebut adalah kunci sukses seorang fotografer makanan. Karena karya fotonya ternyata bisa membangkitkan selera makan yang kemudian membuat orang mencoba makanan atau minuman tersebut.  Bagaimana membuat foto makanan yang baik, bagaimana cara penyajian makanan agar menjadi foto yang me­narik, berikut wawancara kami dengan seorang fotografer makanan, Rikky Lin.

Lighting yang paling penting

Dalam jenis fotografi apapun, pencahayaan adalah (masih) menjadi  yang utama dalam menghasilkan foto, selain membuat bagus juga untuk menjadi foto yang berbeda. Begitu juga dengan Rikky yang selalu mengedepankan masalah pencahayaan ketika sedang memotret makanan. “Memotret makanan itu harus menangkap satu image yang atraktif. Potretlah makanan agar orang yang melihat makanan tersebut bisa mouth watering (ngiler),” jelasnya sembari tertawa.

Mengawali menjadi fotografer makanan karena ada kesempatan dan kepercayaan dari perusahaannya tempat ia bekerja, pria berkaca mata ini menjelaskan ketertarikannya untuk  memotret makanan. “Makanan itu bagi saya lebih banyak bisa di-explore dan kontrol ter­hadapnya (makanan) dari fotografer juga sa­ngat luas” jelasnya. Explore yang dimaksud di sini adalah selain menata makanan agar menjadi  menarik, juga kondisi pencahayaan yang bisa diubah sesuai dengan konsep dan mood yang diinginkan. Sebagai contoh, pria jebolan Darwis Triadi School of Photography ini menggambarkan sebuah produk minuman, minuman tersebut digambarkan dengan kehangatan pagi. Maka, tentu saja pencahayaan yang dibutuhkan adalah suasana pagi.

Adalah tugas seorang fotografer makanan untuk bisa menggambarkan suasana tersebut dengan memikirkan berapa jumlah lampu yang dibutuhkan, penempatan lampu agar jatuhnya sinar tepat di produk, bahkan angle pemotretan yang pas sesuai dengan jatuhnya cahaya dari lampu. Sekali lagi, penempatan cahaya yang baik bisa membangkitkan mood yang kita inginkan sesuai dengan konsep yang ada. “Sejujurnya saya masih banyak kekurangan dalam hal lighting. Namun, saya selain belajar dari kesalahan, saya juga sering bertanya kepada sesama fotografer yang lebih berpengalaman. Akhirnya saya juga harus percaya diri dengan cahaya dari penataan lampu kreasi sendiri, karena itulah kekuatan (lighting) saya dalam menghasilkan foto makanan.”

Bisnis yang menjanjikan

Benar bila dikatakan bahwa food photography begitu menjanjikan untuk dinikmati dan dilakoni. Bukan karena ketidakadaan fotografer, bukan juga karena kemampuan fotografer. Namun, masih sedikit fotografer yang mau terjun di foto makanan. “Setiap orang butuh makan. Sedangkan tidak setiap orang akan makan di rumah. Mungkin bisa saja di tempat-tempat makan seperti resto, kafe, bahkan warung makan. Ketika kita melihat foto-foto makanan yang tertera dalam menu makanan, maka bisnis foto makanan bisa dijadikan andalan” demikian tutur lelaki yang mengaku  masih sulit memotret makanan berkuah ini.  Namun, ia juga menambahkan memang memotret makanan tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi di zaman kamera digital. Di mana setiap orang bisa memotret. Padahal pengetahuan akan basic lighting, basic memotret, komposisi, dan sebagainya adalah modal awal untuk menjadi seorang fotografer. Itu juga berlaku di food photography, jelas pria yang mulai memantapkan hati untuk memotret makanan tahun 2009 ini. Merunut judul  tulisan ini, foto makanan yang menjanjikan itu adalah menjanjikan untuk dinikmati  (makanannya) dan menjanjikan untuk digeluti (profesinya).

Tips memotret makanan

Untuk pembaca yang belum pernah memotret makanan, mungkin pemotretan (makanan) ini agak sulit. Mencoba tak ada salahnya, de­ngan peralatan foto yang pembaca punya, walau memang dibutuhkan beberapa peralat­an khusus terutama di lensa, pembaca bisa saja membuat foto makanan ini.

Dalam hal lampu, Ricky mengatakan sebaiknya (sekali lagi sebaiknya) menggunakan lampu yang berkekuatan besar sangat dianjurkan bila me­­­mang fotografi makanan menjadi pilihan memotret pembaca kelak. Karena kekuatan lampu yang rendah mempunyai keterbatasan tersendiri terutama dalam hal color balance. Namun hal ini bisa diakali lewat software yang ada. Berikut beberapa tips dari lelaki yang juga pernah mengikuti kelas memasak untuk melengkapi pengetahuannya dalam memotret makanan ini :

  • Kenali konsep yang diinginkan, karena dengan adanya konsep , bisa menjadi guide lines fotografer untuk menentukan peralatan apa saja yang diperlukan.
  • Menerjemahkan konsep dengan penataan lampu yang tepat, agar  makanan yang akan kita foto bisa menonjolkan apakah dari sisi shape atau tekstur makanan.
  • Produk utama lebih bagus bila di­sertai beberapa property (ornament pendukung), ini dimaksudkan agar ada ambience tersendiri agar produk utama lebih hidup.
  • Disaat pemotretan usahakan bekerjasama dengan seorang food stylish, karena dengan adanya food stylish fotografer bisa lebih konsentrasi dalam memotret. Penataan , penyajian, dan penempatan property yang mendukung diserahkan kepada food stylish.
  • Usahakan memotret makanan secara frontal namun dengan derajat tertentu dan 45 derajat adalah posisi yang pas. Karena dengan posisi ini produk dapat terlihat dari atas hingga bawah.
  • Gunakan f (Aperture) yang tidak terlalu besar, contoh f;4 , ini agar background tidak terlalu blur.
  • Jangan sungkan untuk melihat majalah, buku, yang berhubungan dengan foto makanan, karena de­ngan adanya referensi tersebut, kita jadi  mempunyai gambaran dalam memotret makanan.

 

Penulis: Farid S, CFVD

Sumber: CHIP Foto Video Digital 12/2011

Angry Birds Seasons Year of The Dragon

Posted:



CHIP.co.id - Angry Birds baru saja hadir pada bulan Desember lalu yang menampilkan nuansa Natal dan penuh salju, kali ini untuk memeriahkan acara Imlek, Angry Birds Seasons kembali hadir dengan tema Year of The Dragon yang menghadirkan nuansa kembang api, lampion dan penuh dengan tampilan warna merah menawan.

Tahun 2012 kali ini hadir dengan tema Naga Air berdasarkan penanggalan china dan elemen yang dikandungnya. Angry Birds pun menghadirkan lagu pembukaan pada game seasons kali ini dengan nuansa imlek yang menarik dan tentu saja selalu penuh dengan kelucuan dari pertempuran para babi hijau dan burung-burung yang menawan hati.

Terdapat 15 level pada chapter 1 dan 3 level tambahan pada chapter 2, CHIP mencoba memainkannya, namun kali ini Angry Birds Seasons memberikan tantangan yang cukup rumit sehingga untuk berpindah level memerlukan strategi untuk menghancurkan semua babi hijau.

Nuansa merah, aksesoris seperti topi, lampion, dan kembang api mewarnai medan laga tempat babi hijau bersembunyi, sehingga jumlah sekumpulan burung yang terbatas, memerlukan trik dan ketepatan saat menghancurkan babi hijau ini.

Untuk Anda yang ingin memainkannya, lakukan update melalui Android Market atapun App Store dan secara otomatis akan menambahkan level Year of The Dragon pada Angry BirdS Seasons ini.

Selamat Bermain Angry Birds Seasons Bernuansa Imlek!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar