Rabu, 11 Januari 2012

Chip Online Indonesia

Chip Online Indonesia


Intel Memasang Medfield di Smartphone Lenovo K800

Posted:

Sumber foto: TheNextWeb.com

CHIP.co.id - Intel memastikan memasang prosesor mobile 1,6 GHz, 32-Nanometer, Intel Atom Z2460 atau dikenal dengan julukan Medfield, di smartphone terbaru Lenovo K800. Menurut Mashable.com, smartphone Lenovo K800 akan pertama kali tersedia di Cina pada kwartal kedua 2012.

CEO Intel, Paul Otellini, mengumumkan hal ini di ajang 2012 International CES. Chipset Intel Medfield akan tersedia di smartphone Lenovo dan juga dalam waktu dekat di smartphone Motorola. 

Seperti diungkapkan oleh TheNextWeb.com, Lenovo K800 memiliki layar TFT 4,5 inci 720p, kamera 8 Mp, jaringan WCDMA, HDSPA+, mendukung WLAN b/g/n dan menggunakan sistem operasi Android 2.3. Sistem operasi Android 2.3 pada Lenovo K800 mengalami banyak modifikasi. Menurut Otellini, hal ini dilakukan agar bisa berjalan mulus dengan prosesor Intel.

Sumber Artikel: TheNextWeb.com

Ubuntu TV Hadir di 2012 International CES

Posted:

CHIP.co.id - Smart TV makin menjadi tren. Hal ini ditunjang dengan kehadiran sejumlah merek dan sistem operasi untuk Smart TV. Sistem operasi Ubuntu TV yang dikembangkan oleh Canonical bisa disaksikan pada 2012 International CES di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat. 

Canonical, sebuah perusahaan yang turut mengembangkan Ubuntu TV mengungkapkan bahwa Linux Ubuntu merupakan kunci bagi konektivitas di sebuah televisi generasi masa depan, memadukan berbagi keuntungan dari banyak perangkat menjadi sebuah pengalaman yang sederhana saat menikmati hiburan secara terintegrasi. "Kami memfokuskan untuk membuat televisi yang intuitif, dan bisa bermanfaat lagi, dengan interface tunggal dan sederhana," kata Jane Silber, CEO Canonical.

Ubuntu TV memiliki fitur kesatuan user interface yang lebih sederhana dan memberikan pengalaman menikmati hiburan di televisi secara terintegrasi antara layanan televisi via satelit, kabel, dan broadcast pada umumnya. Ubuntu TV juga menghadirkan pengalaman televisi secara modern dengan kehadiran fitur pencarian, nonton, rekam dan putar. Hal lain adalah kemampuan berbagi layar dengan peranti berbasis sistem operasi iOS, Android dan Ubuntu melalui software yang telah terpasang.

Canonical juga menyediakan layanan Ubuntu One, sebuah jasa personal cloud, bagi pengguna software di peranti iOS, Android, Ubuntu, agar bisa tetap menikmati konten digital seperti program televisi, musik, video dan foto.

Sumber gambar: Ubuntu.com

Hands-on: Samsung NX200, Kamera Baru Bergaya Retro

Posted:


CHIP.co.id - Kira-kira, apa yang akan membuat hati Anda bisa cepat tertarik saat menerima Samsung NX200  untuk pertama kalinya? Salah satu jawaban paling populer yang akan sering kita dengar mungkin resolusinya yang sangat besar. Dengan memasang sensorAPS-C bere­solusi 20,3 Megapixel, Samsung NX200  memang akan dapat menarik perhatian dengan sangat mudah. Secara jelas, resolusi tinggi yang menjadi “gimmick” kamera ini meningkat secara signifikan dibanding NX100 yang masih 14,6 Megapixel.

Sejauh ini, kamera mirrorless yang menggunakan standar sensor APS-C baru Sony dan Samsung. Olympus, Panasonic, dan Nikon mengembangkan kamera dengan standar yang berbeda yang lebih kecil. Bagaimanapun pilihan standar sensor yang dilakukan Samsung memiliki potensi yang besar. Selain lebih leluasa mengembangkan resolusi yang makin besar, ukuran sensor memiliki pengaruh yang besar pada kualitas gambar.

Patut juga disadari, sensor yang besar membuat Samsung memiliki hambatan untuk menekan ukuran kamera. Walaupun dimensi bodi NX200 sudah lebih tipis diban­ding NX100, ukuran lensanya tetap sulit dirancang ulang menjadi lebih kecil. Karena itu, saat bodi NX200 dipadukan dengan lensa kit 18-55 mm f/3.5-5.6 OIS, ukurannya masih cukup besar.

Dibanding lensa kamera mirrorless lainnya, lensa-lensa keluaran Samsung seajuh ini memang yang paling besar. Hal ini maklum karena Samsung mengimplementasikan teknologi Optical Image Stabilizer (OIS) pada lensa-lensanya. Sony yang juga menggunakan sensor APS-C menerapkan teknologi image stabilizer pada sensornya.

Kenyamanan Kamera

Kalau NX100 menggunakan plastik, bodi NX200 berbahan magnesiun yang solid dan kuat. Perubahan ini membuat citra NX200 sebagai kamera high-end langsung menguat. Namun, perubahan yang paling menyenangkan terletak pada rancangan grip pegangannya. Pada NX100, permukaan bodi plastiknya hampir tidak memiliki grip pegangan sama sekali. Konsekuensinya, pegangan kameranya menjadi sangat licin. Di kamera yang baru ini, grip pegangan dibuat lebih besar dengan permukaan yang sedikit bertekstur. Karena itu, pegangan jadi makin nyaman.

Dengan tetap menanam layar LCD 3,0 inci berteknologi AMOLED beresolusi 614.000 Pixel, memotret secara Live View secara mereview gambar pada NX200 juga terasa nyaman. Secara umum, mekanisme peng­operasian kamera ini terbilang mudah dilakukan karena ada dua tombol putar untuk pengaturan parameter kamera dan feature i-Function yang terintegrasi pada lensanya. Dengan menekan tombol i-Function yang terletak di bodi lensa, kita dapat mengaktifkan parameter penting kamera pada LCD untuk kemudian menagturnya dengan tombol putar yang ada di bodi kamera. Konsep ini sangat nyaman, saat kita mengoperasikan kamera dengan dua tangan.

Kecepatan 7 Frame per Detik

Saat mengetahui data teknis Samsung NX200, kecepatan yang ditawarkan kamera ini juga sangat menarik.  Kamera yang tebalnya hanya 35 mm ini mampu merekam gambar secara kontinyu dengan kecepatan 7 frame per detik. Jauh di atas pendahulunya yang hanya berkecepatan 3 frame per detik. 
Saat feature tersebut dicoba langsung, kecepatan tersebut memang mampu dijalankan Samsung NX200. Namun, kamera tersebut hanya mampu melakukan untuk 11 gambar saja. Kami kira, hal ini dikarenakan pengaruh resolusinya yang terlalu besar. Namun saat resolusinya diturunkan ke 10,1 Megapixel, kamera tersebut tetap hanya mampu merekam hingga 11 frame saja.

Penurunan resolusi hanya menjadikan recording time kamera menjadi sedikit lebih cepat.  Recording time adalah waktu yang diperlukan untuk merekam semua data gambar ke kartu memori. Dalam hal ini, mengguna­kan NX200 terasa kurang nyaman karena untuk menyimpan data 11 frame beresolusi 20 Megapixel perlu waktu proses lebih dari 5 detik. Sebelum semua data tersebut tersimpan, kamera belum bisa dipakai lagi. Proses ekstra prosesor untuk mengolah data berkapasitas besar ini secara langsung membuat konsumsi baterai menjadi lebih besar. Karena itu,  NX200 hanya bisa digunakan untuk sekitar 300 pemotretan.

Kalau Anda benar-benar ingin mendapatkan kecepatan kamera yang maksimal, disarankan untuk menggunakan mode Burst. De­ngan mode tersebut, kamera dapat merekam gambar secara kontinyu hingga 30 frame. Ha­nya saja, di  mode Burst secara otomatis NX200 bekerja di resolusi 5 Megapixel. Dalam hal ini, pengujian dilakukan dalam format JPEG. Keuntungannya, dengan resolusi tersebut recording time-nya menjadi lebih cepat.

Poin penting lain yang tidak boleh ketinggal­an saat menguji kecepatan kamera adalah performa autofokusnya. Dari sejumlah percobaan yang kami lakukan selama tiga hari di lapangan, kecepatan autofokus kamera yang juga menggunakan teknologi contrast-detect AF ini masih memiliki sedikit kekurang­an. Shutter lag-nya terasa kurang nyaman saat digunakan untuk merekam aksi dengan mode single shot. Padahal, aksi tersebut dilakukan di siang hari dengan kondisi kontras yang tinggi.
Untungnya, kelemahan tersebut ditutupi dengan adanya teknologi Smart Auto yang dilengkapi feature Face Detection yang bekerja dengan baik. Teknologi Face Detection yang dikembangkan Samsung mampu mengenali wajah dari arah samping dengan cepat, feature ini cukup sensitif. Hal ini mempermudah pengguna pemula saat menggunakan NX200.

Dynamic Range Mengesankan

Setelah mencoba lebih jauh kamera yang sudah dilengkapi dengan feature video bere­solusi Full HD ini, kualitas gambar yang dihasilkannya patut dibanggakan. Saat di lapangan, tampilan warna di LCD secara default sedikit kekuningan-kuningan. Tapi, setelah gambar dilihat di monitor komputer warna­nya akurat dan natural. Supaya tampilan LCD sesuai dengan warna aslinya, geser mode warna LCD sedikit ke warna biru. Pengaturan ini dapat dikakukan dengan masuk ke menu.

Hal lain yang mengesankan dari hasil NX200 adalah dynamic range-nya. Kami secara intens mencoba kamera ini di Taman Mini. Pengujian ini dilakukan di siang hari dalam kondisi berkontras tinggi. Walaupun demikian, detail yang mampu direkam di area shadow maupun highlight masih sangat baik.

Hasil Foto Menggunakan Samsung NX200

Performa baik NX200 masih berlanjut pada hasil pengujian noise-nya. Walaupun resolusinya sangat besar, Samsung berhasil menciptakan kamera dengan tingkatan noise yang rendah. Ini telah mematahkan perkiraan kami. Saat dicoba berulang-ulang di setiap tingkatan ISO, kesimpulannya mengesankan. Di ISO 3200, noise masih sangat sedikit. Di ISO 6400, gambar yang dihasikannya pun masih sangat baik. Noise baru meningkat drastis di ISO 12800. Namun, gambar yang diambil di ISO paling tinggi tersebut masih memiliki ketajaman gambar yang cukup baik.

Menjelajah lebih jauh, untuk langsung mendapatkan efek-efek unik NX200 juga memiliki feature 10 pilihan smart filter yang sangat menarik. Feature ini seperti Art Filter yang dikembangkan Olympus. Hanya ragam efeknya yang berbeda. Walaupun pro­sesnya sedikit lambat, menggunakan filter-filter tersebut tetap terasa menyenangkan. Kalau suka dengan gambar-gambar bergaya retro, pilihan Old Film 1 dan Old Film 2 sangat menggoda.

 

Penulis: Sri Sadono, CFVD

Sumber : CHIP Foto Video Digital 12/2011

 

Tes Kamera Saku: Olympus E-P3

Posted:


CHIP.co.id - Menampilkan wajah baru. Olympus Pen E-P3 akhirnya keluar dengan membawa feature perekam video beresolusi Full HD dengan kualitas gambar yang lebih baik.

Olympus telah memanfaatkan waktu dengan baik sejak mempublikasikan Pen E-P2 untuk pertama kalinya.  Sejumlah perbaikan dilakukan dengan sangat baik untuk melahirkan Pen E-P3 yang jauh lebih mengesankan dalam banyak hal. Sekarang, kamera terbaru ini segera akan menjadi salah satu idaman di kelas kamera mirrorrless.

Klik Gambar untuk Lebih Jelas

Built-in Flash dan Layar OLED

Sebagai layaknya sebuah kamera unggulan, E-P3 menggabungkan hampir semua feature penting menjadi satu.  LCD standar pada E-P2 diganti model OLED 3,0 inci beresolusi 610.000 Pixel. Teknologi tersebut membuat reproduksi warna gambar yang baik. Selain itu, layar masih bisa dilihat dari sudut sempit. Kamera ini juga dirancang mengikuti tren dengan menyederhanakan pengoperasian kamera dan menyertakan feature touchscreen. Fotografer dapat dengan mudah menggunakan jari menentukan titik fokus langsung di LCD.

Keberadaan “Live Guide“ yang dapat dikontrol melalui touchscreen juga sangat membantu. Sebagai contoh, siapapun yang kurang paham tentang “white balance“ bisa mendapatkan informasi yang deskriptif tentang feature tersebut. Termasuk, dapat menggunakan dilengkapi slider untuk menyesuaikan karakter warna hangat atau dingin.

Bagi yang ingin mengatur parameter kamera secara cepat, E-P3 memiliki tombol “Fn“ yang terbukti praktis. Dengan tombol ini, kita dapat menyimpan gambar dalam format  RAW atau JPEG dengan cepat. Selain itu, Olympus melengkapi kamera ini dengan built-in flash. Yang menarik, built-in flash tersebut bekerja dalam sistem wireless sebagai trigger untuk flash eksternal.  E-P3 makin sempurna dengan hadirnya 35-area sensor AF  (E-P2 hanya 11-area sensor AF) dan feature video berkualitas Full HD.

Kebisingan hampir setengah

Seperti pendahulunya, Olympus E-P3 menggunakan standar sensor Micro Four Third yang berukuran 17,3 x 13 mm. Dengan sensor yang sama Olympus tetap mempertahankan resolusi kameranya di 12,2 Megapixel. Dengan pendekatan ini, E-P3 mendapatkan penilaian yang lebih baik di pengujian laboratorium dibanding pendahulunya. Hal ini menunjukka kinerja sensor TruePic VI yang dikembangkan Olympus sangat menjanjikan.  Hasil pengujian ketajaman gambar mencapai 1.500 line per tinggi gambar. Bahkan, saat digunakan di ISO 3200, ketajamannya masih mencapai 200 line.

Lebih mengesankan, Olympus semakin berhasil menekan noise di ISO tinggi. Saat diuji di semua kisaran ISO yang tersedia, kamera yang bobotnya hanya 385 gram ini secara konsisten memiliki karakter noise yang lebih rendah dibanding E-P2.  Dari ISO 400 hingga ISO 3200, noise yang diukur dengan cara 100 % view di monitor PC hanya setengah dari noise pendahulunya.

Klik Gambar untuk Lebih Jelas

Nyaman untuk Snapshot

Dengan teknologi “fast-autofocus“ yang baru, kecepatan autofokus E-P3 pada kondisi pencahayaan berintensitas tinggi mencapai 0,2. Dalam situasi minim cahaya hanya 0,39 detik. Untuk kelas kamera mirrorless, kecepatan ini terbilang mengesankan. Berbeda dengan autofokus pendahulunya yang masih lambat, kecepatan kamera ini sekarang akan terasa lebih nyaman saat digunakan untuk melakukan pemotretan secara snapshot. Dengan daya baterai yang bisa digunakan untuk melakukan  240-520 pemotretan, kamera kecil dan cepat ini cocok digunakan dalam setiap perjalanan.

 

Sumber:  CHIP Foto Video Digital 12/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar